PSHT Kutai Timur - Halal bihalal warga PSHT Kutai Timur 2011. Halal Bihalal atau temu kadhang adalah salah satu dari bagian PSHT yang tidak pernah bisa dilepaskan, Acara Halal Bihalal ini bertempat di SMA Negeri 1 Sangatta Utara.
Tentang blog PSHT Kutai Timur
Wednesday 18 February 2015 | comments (1)
PSHT Kutai Timur - Blog PSHT Kutai Timur merupakan media informasi kegiatan yang diadakan oleh Rayon-Rayon PSHT yang ada di Kabupaten Kutai Timur seperti tes kenaikan sabuk, pendadaran calon warga, tes ayam, wisuda warga dan acara halal bihalal.
Untuk mempererat tali PersaudaraaN sesama warga PSHT dimanapun berada. "Salam PersaudaraaN"
Profil Persaudaraan Setia Hati terate
| comments
PSHT Kutai timur - Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo
Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan
teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun dengan berani menghadang kereta
api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan
militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi
berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat
hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera
Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah
mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan
kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan
Setia Hati Terate.
Persaudaraan Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh
RM Imam Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia
Hati Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar
Hardjo Oetomo.
Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo
Oetomo magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Tidak betah menjadi
guru, bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan
Tapen. Tahun 1906 keluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar
Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner
Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Pada
tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun 1917 masuk
menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo,
pendiri Persaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta
api Madiun hingga menjabat Hoof Komisaris. Tahun 1922 bergabung dengan
Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa
Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai ke daerah Nganjuk,
Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta.
Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di
Cipinang, kemudian dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun.
SH PSC dibubarkan Belanda karena terdapat nama “pencak”. Setelah pulang
dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan
keadaan, kata “pencak” pada SH PSC menjadi “pemuda”. Kata “pemuda”
semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan.
Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke
Indonesia.
Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh
pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi
Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruan tanpa
organisasi.
Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain
mengadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa
Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang
dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia
Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya
Darsono. Kemudian secara berturut-turut:
· Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
· Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
· Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
· Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono.
· Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.
· Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
· Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Badini.
· Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono.
· Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.
Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati “Terate” ini,
sebelumnya seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat
dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil.
Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon
saudara.
Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih/warga
(saudara SH) juga memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada
para siswa.
Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang
dianggap sebagai warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan
pengesahan yang dikecer oleh Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini
termasuk saudara SH yang “terbaik dari yang terbaik” yang dipilih
melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung
pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran
antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya
sarat-sarat yang telah ditentukan.
Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan
jasmani dan rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah,
petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru
disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I
(erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam
tiga jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap),
Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap).
Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat
yang merupakan warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta
pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap
dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan dari beberapa
aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa
Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau.
Khadang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di
beberapa negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika
Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam.
Secara administratif mulai dirintis pencatatan jumlah saudara pada tahun
1986. Sehingga jumlah saudara mulai tahun 1986 – 1999 sebanyak 108.267
Sumber : www.shterate.com
Sejarah PSHT
| comments
Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang
tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi
yang berpangkal pada “persaudaraan” yang kekal dan abadi.
Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun
1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi
Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil
menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang
predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu
terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku
jajahannya di Indonesia.
Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan
luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk
kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi
jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu
berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman
penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi
guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan
bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi
sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini –
red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.
Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap
Negara Belanda – karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda
-, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun.
Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat
menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.
Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya.
Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula
Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara
waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga
beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi
pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.
Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki
Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan
koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama
kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib
membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof
Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah
membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau
belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu
yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki
Ngabehi Soerodiwiryo.
Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam
tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti
nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo
Cipto Mulyo”.
Masuk Sarikat Islam.
Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan
beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir
negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus.
Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil
mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club.
Tepatnya di desa Pilangbangau – Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak
berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.
Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi
malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian
hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi
Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam
dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata “Pencak” hingga
tinggal “SH Sport Club”. Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar.
Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan
kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid
pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini,
Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang,
Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Ditangkap Belanda.
Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki
Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna
memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada
tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo
ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.
Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin
menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib
yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya
sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan
pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya
dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa
menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan
kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.
Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan
kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan
lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan
sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke
Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi “SH Terate”. Konon
nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah
seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang
tokoh Indonesia Muda.
Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai
berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai
dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti.
Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam
tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek
kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan
berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara
seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm
Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang
cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya berstatus
“Perguruan Pencak Silat” dirubah menjadi organisasi “Persaudaraan Setia
Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya
dan Darsono menjadi wakil ketua.
Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka
ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo
Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari
pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan”
atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.
Sumber : www.shterate.com
Tes Warga PSHT Kutai Timur tahun 2014
| comments
PSHT Kutai Timur -Pendadaran calon warga PSHT Kutai Timur berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Tes dilakukan dari jam 8 malam sampai jam 12 siang keesokan hari yang di ikuti dari Rayon SMU Negeri 1 Sangatta Utara, Rayon Hexindo, Rayon APT Pranoto dan Rayon STIPER